RD Simplisius Lowam Mantan Sekuriti Sekolah Jadi Romo, Berlayar dari Pulau ke Pulau di Ujung Beting Kepri, Wow

- Rabu, 18 Januari 2023 | 12:08 WIB
RD Simplisius Lowam melayani dengan berlayar dari pulau ke pulau menggunakan Pompong agar pulau bersuka cita. (britakan.com/Yohanes DB Sea)
RD Simplisius Lowam melayani dengan berlayar dari pulau ke pulau menggunakan Pompong agar pulau bersuka cita. (britakan.com/Yohanes DB Sea)

BRITAKAN.com - Setelah ditahbiskan menjadi Imam beberapa waktu lalu, Reverendus Dominus atau RD Simplisius Lowam ditempatkan di Paroki St. Carolus di Pulau Ujung Beting, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau atau Kepri.

Paroki ini merupakan Paroki Kepulauan karena aktivitas karya pastoral berlayar dari pulau ke pulau.

Transportasi satu-satunya adalah kapal, Pompong (perahu motor kayu) ataupun sampan.

Untuk mencapai Pastoran Katolik di Ujung Beting, Romo Simpli harus menumpang kapal Fery dari Batam dan dilanjutkan dengan naik Pompong.

Baca Juga: Benarkah Anies Baswedan Disiapkan CIA sebagai Presiden Boneka Pilpres 2024 Agar Indonesia Hancur? Waspadalah!

Umat Paroki tinggalnya terpencar-pencar, tersebar di pulau-pulau kecil.

Bersama umatnya usai merayakan ekaristi kudus, RD Simpli bahkan menginap di rumah tersebut.
Bersama umatnya usai merayakan ekaristi kudus, RD Simpli bahkan menginap di rumah tersebut. (britakan.com/Yohanes DB Sea)

Mata pencaharian utama mereka sebagai nelayan yang sebagian besar adalah Orang Suku Laut.

Kondisi rumah-rumah mereka berada di atas laut yang dihubungi dengan jembatan kayu atau pelantar.

Pada umumnya umat di Paroki ini memiliki tingkat pendidikan yang masih sangat minim.

Baca Juga: Hotman Paris Sindir Hotma Sitompoel Karena Tidak Muncul di Polda Jatim Saat Ferry Irawan ditahan: Mana...?

Menurut Romo Simpli, ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya sekaligus menjadi penyebabnya.

Potret kesederhanaan umat yang dilayani RD Simpli, mereka berkumpul usai perayaan ekaristi.
Potret kesederhanaan umat yang dilayani RD Simpli, mereka berkumpul usai perayaan ekaristi. (britakan.com/Yohanes DB Sea)

Pertama, kesadaran akan pentingnya pendidikan.

Kedua, ego orang tua yang tinggi! Anak mau sekolah orang tua justru tidak mengizinkan. Orang tua hanya berpikir untuk kepentingan mereka daripada kepentingan masa depan anak.

Halaman:

Editor: Konradus Fedhu

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X